Kamis, 22 Maret 2012

Masuk Surga Tanpa Hisab

KAHFI ( KAJIAN AKHWAT HIMAFI ) Yang dilaksanakan pada 17 maret 2012 di Lobi Auditorium Lt.3 FKIP Unsyiah


Assalamu'alaikum...

Dunia ini hanya sementara, dimana sesungguhnya disinilah kita melakukan ibadah-ibadah kepada Allah agar menjadi bekal di akhirat nanti. Sudahkah kita mempunyai bekal yang cukup untuk kita bawa ke akhirat nanti?


Setiap orang pasti pada akhirnya ingin menjadi penghuni surga kelak, karena surga adalah tempat yang sangat indah yang tidak pernah kita lihat sebelumnya di dunia.


Orang yang masuk surga ada 3 cara, yaitu 
1. Masuk surga tanpa hisab
2. Masuk surga setelah dihisab
3. Masuk surga setelah di azab di neraka

Berdasarkan judul kita diatas yaitu 'masuk surga tanpa hisab' , terpikir apakah mungkin hal itu bisa terjadi?

Ada beberapa ciri-ciri orang yang masuk surga tanpa hisab, yaitu:

a. Menyempurnakan tauhid
    Agar masuk surga tanpa hisab, salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu membersihkan diri dari segala kemaksiatan. Allah berfirman dalam surah An-Nahl : 120 yang artinya :
''Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). ''
Dalam arti surat di atas, Allah memuji Nabi Ibrahim as karena sifat-sifat beliau yaitu teladan, patuh terhadap perintah Allah, selalu berpegang pada kebenaran dan tidak mempersekutukan Allah. Apabila dalam setiap diri manusia mempunyai keempat sifat ini, maka ia berhak mendapatkan balasan yang tertinggi, yaitu masuk surga tanpa dihisab.

b. Tawakal kepada Allah
     Allah berfirman dalam surat At-thalaq : 3 :
     Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allâh, maka Allâh akan cukupi segala   kebutuhannya.     
Tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan dunianya. Mari kita simak kisah berikut ini:
Rasulullah bersabda:  “Beberapa umat ditampakkan kepadaku, lalu kulihat seorang nabi bersama beberapa orang, ada seorang nabi bersama satu atau dua orang, dan ada seorang nabi yang tidak disertai siapapun. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku satu golongan dalam jumlah yang amat banyak, sehingga aku mengira mereka adalah umatku. Maka ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Ini adalah Musa dan kaumnya.’ Aku melihat lagi, ternyata di sana ada jumlah yang lebih banyak lagi. Ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Itulah umatmu, tujuh puluh ribu orang di antara mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Maka orang-orang berkumpul bersama orang-orang yang sudah berkumpul. Sebagian mereka mengatakan, ‘Barangkali mereka adalah para sahabat Rasulullah shalAllahu ‘alaihi wa sallam.’ Sebagian yang lain mengatakan, ‘Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan sesuatu pun beserta Allah.’ Mereka pun mengatakan banyak hal. Lalu Rasulullah shalAllohu ‘alaihi wa sallam keluar menemui mereka dan mereka memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta untuk (berobat dengan cara) disundut dengan api, dan tidak melakukan tathayyur, serta mereka bertawakal kepada Allah.’ Lalu ‘Ukkasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian ada orang lain berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau sudah didahului ‘Ukasyah.’” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Dari kisah diatas, Rasulullah menganjurkan kita agar tidak bergantung kepada tiga hal yang ada diatas, karena pengaruhnya sangat besar. Dikhawatirkan seorang hamba menggantungkan harapan kesembuhannya kepada cara pengobatan tersebut dan bukannya bersandar kepada Allah. Kesimpulannya, keadaan orang yang akan masuk surga sangat tergantung dari kadar tawakkal setiap orang, semakin tinggi tingkat tawakkalnya semakin tinggi pula tingkat kesempurnaan tauhidnya. Allohlah tempat kita bersandar dan menyerahkan urusan.
 c. Mengaharapkan Rahmat Allah
Dalam surat Al-ahzab : 21
''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.''  
Terkadang manusia juga berfikir bahwa dia akan masuk surga karena amal shalihnya dan bukan karena rahmat Allah. Padahal Nabi menyatakan bahwa kita dapat masuk surga adalah karena rahmat Allah. Amal ibadah kita selama ratusan tahun tidak akan cukup untuk membayar ni’mat penglihatan kita. Bahkan sebagai tanda kesyukuran kita akan setetes ni’mat Allah pun belum cukup. Apalagi jika digunakan untuk membayar tiket ke surga. Jelaslah bahwa kita dapat beribadah karena rahmat Allah berupa iman, Islam, ilmu, kesehatan, dll. Kita dapat mensyukuri suatu ni’mat Allah dengan adanya ni’mat Allah yang lainnya. 

Yang pertama kali masuk surga adalah Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Kelompok pertama yang akan masuk surga tanpa hisab berjumlah 70.000 orang. Mereka saling bergandengan tangan hingga masuk surga semuanya. Wajah mereka seperti rembulan saat purnama. (HR. Bukhari dan Musllim).
Subhanallah..
Semoga kita menjadi hamba-hamba yang selalu taat dan tawakal kepada Allah, serta melakukan ibadah-ibadah  karena mengharap keridhaan-Nya..
Semoga bermanfaat :)
 Wassalam..

 
      

 
 





  

Tidak ada komentar: