Kamis, 29 Maret 2012

THAHARAH

KAFFAH (KAJIAN FIQIH AKHWAT) yang dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2012 di Lobi Auditorium Lt.3 FKIP UNSYIAH


Assalamu'alaikum..
Apa kabar sahabat semua? kali ini KEPUTRIAN HIMAFI akan sedikit berbagi tentang THAHARAH.

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian, dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki." (Al-Maidah: 6)

Ayat diatas menyerukan kita untuk bersuci ketika kita hendak melakukan shalat. Dalam melakukan ibadah apa saja, kita harus tetap dalam keadaan suci.

  • Secara bahasa, Thaharah artinya bersuci dari hadas dan najis.
  • Secara istilah, Thaharah adalah menghilangkan apa-apa yang menghalangi seseorang untuk melakukan shala baik hadas atau najis dengan air atau alat bersuci lainnya.

HUKUM THAHARAH
Thaharah hukumnya wajib berdasarkan Alquran dan sunah. Allah berfirman : 
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (Al-Baqarah: 222).
Rasulullah SAW bersabda "Kunci salat adalah bersuci." Dan sabdanya, "Salat tanpa wudu tidak diterima." (HR Muslim). Rasulullah saw. Bersabda, "Kesucian adalah setengah iman."(HR Muslim).

HIKMAH THAHARAH
Adapun hikmah dari thaharah yaitu :
  1. Thaharah merupakan syarat sah shalat.
  2. Apabila seseorang tidak bersuci, maka Allah akan mengazabnya.
  3. Allah sangat mencintai orang-orang yang bersuci.

MACAM-MACAM THAHARAH
Thaharah secara besarnya terbagi dalam 2 bagian, yaitu:
  1. Thaharah Haqiqiah; bersuci dari najis baik yang ada pada tubuh , pakaian maupun tempat.
  2. Thaharah Hukmiah; bersuci dari hadas, baik itu hadas besar maupun hadas kecil.

  1. Thaharah Haqiqiah
Taharah Haqiqiah adalah bersuci dari najis. Najis adalah sesuatu yang apabila terkena olehnya harus disucikan.
Yang termasuk kedalam najis adalah:
  • Air besar dan air kecil
  • Mazi, wadi dan mani
  • Darah haid 
  • Kotoran hewan yang tidak dimakan dagingnya
  • Air liur anjing
  • Daging babi dan anjing
  • Bangkai tanpa disembelih, kecuali ikan dan belalang, binatang yang tidak berdarah, seperti kutu dan serangga
  • Daging binatang yang terpotong hidup
  •  Kulit hewan yang haram dimakan dagingnya
  • Daging hewan yang tidak dimakan dagingnya
  • Khamar, walaupun tidak memabukkan , tetap najis
  • Darah, tetapi kalau sedikit bukan tidak apa-apa 
 Najis terbagi menjadi tiga:
a. Mukhaffafah; najis ringan. contohnya kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa.   Cara mensucikannya cukup dengan memercikkan air ke daerah yang terkena najis.
b. Mutawasitah; najis sedang. contohnya kencing bayi perempuan. Cara mensucikannya yaitu dengan mengalirakan air ke daerah yang terkena najis.
c. Mughallazah ; najis berat. contohnya terkena sesuatu dari anjing dan babi. Cara mensucikannya yaitu dengan sama' . 

    2.  Thaharah Hukmiah
Tharah hukmiah adalah bersuci dari hadas. Hadas adalah keadaan yang menghalangi thaharah. Hadas terdiri dari dua macam, yaitu hadas besar dan hadas kecil.
  • Hadas kecil adalah suatu keadaan seseorang yang dapat disucikan dengan berwudhu'. 
  •  Hadas besar adalah suatu keadaan seseorang yang dapat disucikan dengan mandi. Contohnya haid, nifas, janabah dan wiladah. Pada saat mandi, disunahkan untuk membersihkan kemaluan, berwudhu' dan mandi.


Sungguh Allah menyukai orang-orang yang suci :)


semoga bermanfaat ..


Wassalam..................... 



 
 
 
 
 

Kamis, 22 Maret 2012

Masuk Surga Tanpa Hisab

KAHFI ( KAJIAN AKHWAT HIMAFI ) Yang dilaksanakan pada 17 maret 2012 di Lobi Auditorium Lt.3 FKIP Unsyiah


Assalamu'alaikum...

Dunia ini hanya sementara, dimana sesungguhnya disinilah kita melakukan ibadah-ibadah kepada Allah agar menjadi bekal di akhirat nanti. Sudahkah kita mempunyai bekal yang cukup untuk kita bawa ke akhirat nanti?


Setiap orang pasti pada akhirnya ingin menjadi penghuni surga kelak, karena surga adalah tempat yang sangat indah yang tidak pernah kita lihat sebelumnya di dunia.


Orang yang masuk surga ada 3 cara, yaitu 
1. Masuk surga tanpa hisab
2. Masuk surga setelah dihisab
3. Masuk surga setelah di azab di neraka

Berdasarkan judul kita diatas yaitu 'masuk surga tanpa hisab' , terpikir apakah mungkin hal itu bisa terjadi?

Ada beberapa ciri-ciri orang yang masuk surga tanpa hisab, yaitu:

a. Menyempurnakan tauhid
    Agar masuk surga tanpa hisab, salah satu syarat yang harus dipenuhi yaitu membersihkan diri dari segala kemaksiatan. Allah berfirman dalam surah An-Nahl : 120 yang artinya :
''Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan). ''
Dalam arti surat di atas, Allah memuji Nabi Ibrahim as karena sifat-sifat beliau yaitu teladan, patuh terhadap perintah Allah, selalu berpegang pada kebenaran dan tidak mempersekutukan Allah. Apabila dalam setiap diri manusia mempunyai keempat sifat ini, maka ia berhak mendapatkan balasan yang tertinggi, yaitu masuk surga tanpa dihisab.

b. Tawakal kepada Allah
     Allah berfirman dalam surat At-thalaq : 3 :
     Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allâh, maka Allâh akan cukupi segala   kebutuhannya.     
Tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan dunianya. Mari kita simak kisah berikut ini:
Rasulullah bersabda:  “Beberapa umat ditampakkan kepadaku, lalu kulihat seorang nabi bersama beberapa orang, ada seorang nabi bersama satu atau dua orang, dan ada seorang nabi yang tidak disertai siapapun. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku satu golongan dalam jumlah yang amat banyak, sehingga aku mengira mereka adalah umatku. Maka ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Ini adalah Musa dan kaumnya.’ Aku melihat lagi, ternyata di sana ada jumlah yang lebih banyak lagi. Ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Itulah umatmu, tujuh puluh ribu orang di antara mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Maka orang-orang berkumpul bersama orang-orang yang sudah berkumpul. Sebagian mereka mengatakan, ‘Barangkali mereka adalah para sahabat Rasulullah shalAllahu ‘alaihi wa sallam.’ Sebagian yang lain mengatakan, ‘Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan sesuatu pun beserta Allah.’ Mereka pun mengatakan banyak hal. Lalu Rasulullah shalAllohu ‘alaihi wa sallam keluar menemui mereka dan mereka memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta untuk (berobat dengan cara) disundut dengan api, dan tidak melakukan tathayyur, serta mereka bertawakal kepada Allah.’ Lalu ‘Ukkasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian ada orang lain berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau sudah didahului ‘Ukasyah.’” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Dari kisah diatas, Rasulullah menganjurkan kita agar tidak bergantung kepada tiga hal yang ada diatas, karena pengaruhnya sangat besar. Dikhawatirkan seorang hamba menggantungkan harapan kesembuhannya kepada cara pengobatan tersebut dan bukannya bersandar kepada Allah. Kesimpulannya, keadaan orang yang akan masuk surga sangat tergantung dari kadar tawakkal setiap orang, semakin tinggi tingkat tawakkalnya semakin tinggi pula tingkat kesempurnaan tauhidnya. Allohlah tempat kita bersandar dan menyerahkan urusan.
 c. Mengaharapkan Rahmat Allah
Dalam surat Al-ahzab : 21
''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.''  
Terkadang manusia juga berfikir bahwa dia akan masuk surga karena amal shalihnya dan bukan karena rahmat Allah. Padahal Nabi menyatakan bahwa kita dapat masuk surga adalah karena rahmat Allah. Amal ibadah kita selama ratusan tahun tidak akan cukup untuk membayar ni’mat penglihatan kita. Bahkan sebagai tanda kesyukuran kita akan setetes ni’mat Allah pun belum cukup. Apalagi jika digunakan untuk membayar tiket ke surga. Jelaslah bahwa kita dapat beribadah karena rahmat Allah berupa iman, Islam, ilmu, kesehatan, dll. Kita dapat mensyukuri suatu ni’mat Allah dengan adanya ni’mat Allah yang lainnya. 

Yang pertama kali masuk surga adalah Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash Shiddiq ra. Kelompok pertama yang akan masuk surga tanpa hisab berjumlah 70.000 orang. Mereka saling bergandengan tangan hingga masuk surga semuanya. Wajah mereka seperti rembulan saat purnama. (HR. Bukhari dan Musllim).
Subhanallah..
Semoga kita menjadi hamba-hamba yang selalu taat dan tawakal kepada Allah, serta melakukan ibadah-ibadah  karena mengharap keridhaan-Nya..
Semoga bermanfaat :)
 Wassalam..

 
      

 
 





  

Senin, 12 Maret 2012

Layakkah kita diCintai ?

KAHFI ( KAJIAN AKHWAT HIMAFI ) Yang dilaksanakan pada 03 maret 2012 di Lobi Auditorium Lt.3 FKIP Unsyiah


Assalamu'alaikum sahabat-sahabat semua..
Setiap orang pasti menginginkan agar dicintai oleh orang-orang disekitarnya, namun ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan dalam hal mencintai dan dicintai, hal yang penting itu adalah ketika kita ingin dicintai maka cintailah dahulu yang Maha mencintai, yaitu Allah SWT..

Ada beberapa kriteria wanita yang layak untuk dicintai, diantaranya:

  1. Menghidupkan Allah dalam jiwanya.  
Ketika kita ingin dicintai, maka cintailah dahulu yang Maha mencintai , karena sesungguhnya segala sesuatu itu adalah milik Allah , ketika rasa cinta itu kita nomor duakan untuk Allah maka segeralah mohon ampun. Jadi, tergantung manusia itu sendiri apakah ia layak untuk dicintai atau tidak.  
     2.  Ketika keimanan mendasari langkah hidup
Sebelum kita melakukan sesuatu , maka perbaharuilah niat kita . Segala sesuatu yang kita lakukan harus didasari karena Allah SWT, karena segala sesuatu yang kita lakukan dengan niat baik dan didasari karena Allah SWT, maka Insya Allah aktivitas yang kita lakukan akan dimudahkan olehNya.
     3. Tidak menjadikan kecantikan sebagai kebanggaan.
Hari ini banyak orang yang mempunyai wajah yang cantik, namun mereka tidak bersyukur , mereka malah menyombongkan dirinya karena mereka mempunyai wajah yang lebih menawan. Apalah arti cantik dimata manusia jika Allah pun tidak memandang kita. Allah tidak melihat kecantikan seseorang itu dari wajahnya, namun yang Allah lihat adalah hatinya. Kecantikan itu terpancar dari hati dan imannya.
     4. Memuja keimanan dan memilih kemuliaan akhlak.
Wanita yang layak dicintai senantiasa memuja keimanannya, dan kemuliaan akhlak akan menjadi mahkota yang senantiasa dia upayakan untuk memilkikinya.
     5.  Sikap rendah hati dan berpikir positif.
Sikap rendah hati sangat penting dimiliki oleh setiap manusia, wanita yang layak dicintai adalah wanita yang mempunyai sikap rendah hati. Wanita yang layak dicintai juga akan berpikir positif, ia akan selalu bersyukur baik dalam keadaan senang dan sedih. Selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan untuknya.
      6. Senantiasa menghiasi hidupnya dengan bersyukur.
Wanita yang layak dicintai adalah wanita yang selalu menanamkan rasa syukur dalam hidupnya, baik dalam susah maupun senang, karena satu keyakinan yaitu semua itu datangnya dari Allah.
      7. Berorienatsi masa depan (berpikir kedepan)
Wanitta yang layak dicintai akan menganggap masa lalu yang jelek dijadikan sebagai cermin agar tidak terulang kembali dan harus selalu untuk bertawakal.
      8. Tidak punya jiwa pendendam.
Apabila seorang wanita mempunyai jiwa pendendam, maka ia sudah menorehkan satu titik hitam pada hatinya yang putih.
       9. Memiliki jiwa yang tenang.
Wanita yang layak dicintai adalah wanita yang tenang dalam menghadapi apapun yang terjadi dalam hidupnya. Ia percaya bahwa sikap tenang bisa membuat ia untuk mengambil keputusan yang baik untuk kedepannya. Wanita yang layak dicintai itu akan senantiasa berwudu, Shalat dan membaca Al-Quran agar hatinya tenang.
    10. Wanita yang menjaga auratnya.
Aurat bagi wanita itu bagaikan perhiasan, dan itu adalah sesuatu yang harus kita jaga dengan baik. Karena dengan menutup aurat kita bisa terjaga dari berbagai macam fitnah.
    11. Wanita yang taat beribadah.
Wanita yang layak dicintai adalah wanita yang taat beribadah, selalu mendirikan shalat lima waktu, berpuasa, bersedekah dan amal-amal shaleh lainnya.
    12. Wanita yang amanah.
Wanita yang layak dicintai adalah wanita yang menjalankan amanahnya dengan baik.
    13. Wanita yang istiqomah
Wanita yang layak dicintai juga harus istiqomah, yaitu konsisten dalam hal-hal yang baik.
    14. Wanita yang hidup untuk beramal kebaikan.
Hidup didunia ini hanyalah sementara, jika kita tidak menggunakan waktu didunia ini dengan sebaikn-baiknya maka sungguh sangat disayangkan. Maka lakukanlah perbuatan-perbuatan yang baik dalam hidupmu, yang memberi manfaat bagi dirimu sendiri dan orang lain. 
 ----------------------------------------------------------------------------------------------

Wallahua'lam bissawaf..
Semoga bermanfaat :)